Banyak Kondom Bekas Ditemukan Di RTH Jakbar

Sumber foto: Wartakota.tribunnews.com


JKT Zone - Ditemukan alat kontrasepsi berupa kondom hingga tisu yang berserakan di Ruang Terbuka Hijau (RTH) di kawasan Tubagus Angke, Grogol Petamburan, Jakarta Barat. Kondom tersebut sering ditemui tiap pagi meski sudah dibersihkan. Sebanyak 200 petugas gabungan dikerahkan guna melakukan pembersihan.

Ida Mahmudah, Ketua Komisi D DPRD DKI Jakarta, mempertanyakan pemasangan kamera CCTV hingga petugas di lapangan dalam menjaga keamanan dan ketertiban RTH.

"Apakah CCTV selama ini berjalan atau tidak? Lalu petugas bagaimana laporannya, apakah kurang atau keteter untuk menjaga lingkungan taman," ungkapnya pada Rabu (1/5).

Untuk mengantisipasi banyaknya aksi prostitusi terselubung, Camat Grogol Petamburan, Agus Sulaeman mengatakan petugas Satpol PP akan berpatroli malam secara rutin di area RTH. Patroli dimulai pukul 20.00 WIB sampai situasi kondusif. 

Aksi bersih-bersih pada RTH tersebut dilakukan berdasarkan laporan masyarakat mengenai banyaknya sampah alat kontrasepsi di kawasan tersebut.

Walikota Jakarta Barat, Uus Kuswanto mengakui bahwa RTH Tubagus Angke kerap kali dijadikan tempat prostitusi liar. Hal ini terjadi karena lokalisasi Kalijodo telah ditutup.

Uus menginstruksikan Suku Dinas Pertamanan dan Hutan Kota untuk melarang adanya kegiatan di RTH Tubagus Angke. 

Taman Tubagus Angke di Jakarta Barat akan direnovasi untuk mencegah praktik prostitusi tersembunyi yang marak terjadi di sana. Hal ini disampaikan oleh Arifin, salah satu pejabat terkait.

"Penataan taman ini dilakukan untuk menghindari pemasangan tenda liar yang diduga menjadi tempat prostitusi," ujar Arifin, kepala Satpol PP DKI Jakarta

Sebelumnya, taman ini memang dikenal sebagai lokasi praktik prostitusi terselubung yang beroperasi dari jam 9 malam hingga 4 pagi. Bukti aktivitas terlarang ini terlihat dari sampah alat kontrasepsi yang berserakan di taman setiap pagi.

Menurut Koko, salah satu warga sekitar, praktik prostitusi di taman ini sudah berlangsung sejak lama, yaitu sekitar tahun 1987. Para pekerja seks di sana biasanya menggunakan tenda untuk beroperasi.

Meskipun razia kerap dilakukan, Koko mengatakan para pekerja seks ini selalu mencari cara untuk kembali beroperasi.

Komentar

Postingan Populer